IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK BALITA STUNTING DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH II TAHUN 2020

Dhiah Dwi Kusumawati, Tri Budiarti, Susilawati Susilawati

Abstract


Stunting merupakan keadaan indeks tinggi badan menurut umur di bawah minus dua standar deviasi berdasarkan standar WHO. Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%).Faktor penyebab stunting tidak hanya berasal dari karakteristik anak tersebut namun dapat berasal dari karakteristik ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik balita stunting di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah II tahun 2020. Metode penelitian ini studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 150 ibu yang memiliki balita stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik stunting pada balita di wilayah UPT Puskesmas Cilacap Tengah II tahun 2020 adalah 70% memiliki riwayat ASI eksklusif, 98,67 % memiliki kelengkapan imunisasi dasar, 84,67% berat bayi lahir normal, 63,3% panjang bayi lahir normal, 77,33%, pendidikan ibu menengah dan 73,33% ibu berumur usia reproduktif dan 53,33% jumlah anggota keluarga >4. Kesimpulannya karakteristik balita stunting sebagian besar memiliki riwayat ASI Eksklusif, imunisasi dasar lengkap, berat badan lahir normal, panjang badan lahir normal , ibu berusia reproduktif dan jumlah anggota keluarga >4. Saran bagi tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan terhadap calon ibu dan ibu anak tentang stunting, dan perhatian akan pentingnya penanganan 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Keywords


Balita, Stunting, Karakteristik

Full Text:

PDF

References


WHO. World Health Organization Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators: Interpretation guide. Geneva: WHO. 2010.

UNICEF. United Nations Children’s Fund. Improving child nutrition, the achievable imperative for global progress. New York: UNICEF.2013.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia : Pusat Data dan Informasi.Jakarta. 2017.

Kurniasih dkk. Sehat dan bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: Gramedia. 2010

Anisa, Paramitha. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012. [Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyaraskat, Universitas Indonesia. 2012. lib.ui.ac.id.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil pemantauan status gizi tahun 2017. Jakarta. 2018

WHO. World Health Organization. WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. Geneva: WHO. 2014.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar(Riskesdas). Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2013.

Anugraheni, H. S. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. [Skripsi], Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.

Setiawan, E., Machmud, R., dan Masrul. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 2018, Vo.7, No.2. http://jurnal.fk.unand.ac.id

Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Pedesaan dan perkotaan. Jember. 2015. e-Jurnal Pustaka Kesehatan;, 3 (1): 163-170.

Kolbrek, M. Malnutrition and associated risk factors in children aged 6-59 months in urban Indonesia (Master’s thesis, University of Oslo, Oslo, Norway). 2011.

Paudel, R., Pradhan, B., Wagle, R. R., Pahari, D.P., & Onta S. R. Risk factors for stunting among children: A community based case control study in Nepal. 2012. Kathmandu University Medical Journal, 10(3), 18-24.

Rahayu, et. Al. Study Guide – Stunting dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta: CV Mine. 2018.

Meilyasari, F& Isnawati, M. Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. 2014. Journal of Nutrition College, 3(2), 16-25. Diakses dari http://www,ejournals1.undip.ac.id

Supariasa, ID., Bakri, B., Fajar, I.. Penilaian status gizi. EGC: Jakarta. 2014.

Maywita, Erni., & Putri, Novia Wirna. Determinan Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi 6-24 Bulan. 2019. Jurnal Human Care, 173-177.

Ni’mah, Cholifatun,. & Muniroh, Lailatul. Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. 2015. Media Gizi Indonesia, 10, 01, 84-90.

Anindita, Putri. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan protein & zinc dengan stunting (pendek) pada balita usia 6 – 35 bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 617-626.

Fitriahadi, Enny. Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. 2018. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah, 14 (1), 15-24.

Astuti D.K. 2016. Hubungan karakteristik ibu dan pola asuh gizi dengan kejadian balita stunted di Desa Hargorejo Kulonprogo DIY. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Candra, Aryu. Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 Th. 2010. JNH (Journal of Nutrition and Health), vol. 1, no. 1.

Fikadu, T., Assegid, S. & Dube, L.. Factor associated with stunting among children age 24 to 59 months in Meskan District, Gurage Zone, South Ethiopia: A case-control study. 2014. BMC Public Health, 14(800). Diakses dari http:// www.biomedcentral.com.

Soetjiningsih.. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. 2013.




DOI: https://doi.org/10.36409/jika.v5i2.113

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.